Kamis, 17 April 2014

Tugas Bahasa Indonesia : Unsur Intrinsik Cerpen dan Paragraf

Tugas B. Indonesia

A.   Unsur intrinsik cerpen

Rindu Merah Jambu
 Otakku browsing ke masa tiga minggu lalu. Saat pertama melihatmu. Aku terkesiap, sama sekali tak menyangka  parasmu begitu rupawan. Laksana pangeran dalam impian. Dan senyumnya menaburkan gula-gula di hatiku. Aku merasa mulai terpedaya dengan rasa suka.
Di rumah kita berbagi cerita. Dan engkau menabur banyak benih kekaguman di hatiku. Saat kau shalat di rumah, desah khusyu memanggil Rab sungguh mengharu biru. Kuteriakkan dalam hatiku, ” Rab, seperti inilah lelaki pujaanku!”
Lembut matamu memandangku. Kuteriakkan padamu,” jangan menatapku  begitu, Ben. Daku malu!” Kau pun tersenyum kemudian meminum teh botol yang kusuguhkan.
Setelah itu kita sama-sama mengandung rindu. Tapi seperti jumpa perdana, pertemuan berikutnya susah rasanya. Kau dijerat kesibukan luar biasa. Padahal jarak bukan masalah bagi kita. Kau tidak lagi di Perancis sana. Kau ada di Jakarta. Dengan dua jam saja sebenarnya kita bisa bersua.
“Aku rindu,” smsku hari itu.
“Aku juga sangat rindu padamu,” jawabnya.
“Jadi kapan kita dapat bertemu?” tanyaku menghiba.
“Secepatnya. Jika aku tidak sibuk tentu saja.”
Uh, jadi sangat benci sekali dengan kata itu. Kata itu telah menjadi racun dalam kehidupanku. Sibuk, sibuk dan sibuk.
Jika sibuk itu adalah sebuah bantal, tentu akan kupukul agar dia tidak jadi penghalang pertemuanku lagi. Jika sibuk itu sebuah apel akan kulumat sampai habis, kalau perlu bijinya kutelan sekalian. Tapi sibuk itu telah menjadi mahluk, pembatas rasa rindu kami. Jadinya kuberdoa terus agar engkau tidak lebih mencintai mahluk bernama sibuk itu daripada diriku.
Lama-lama bosan juga melawan si sibuk itu. Kukatakan pagi itu lewat sms.
“Pagi ini kusegerakan shalat, berdoa di hadapan Rabku. Rab, jika Ben itu baik untukku maka mudahkanlah pertemuanku dengannya. Tetapi jika ia tidak baik untukku, maka tolong jauhkan ia dariku dan gantikan dengan yang jauh lebih baik darinya.”
Seperti kebakaran jenggot Ben membalasnya panjang lebar.
“Aku harap kamu mau mengerti kesibukanku.  Akan kuusahakan sebisaku bertemu.  Hari Rabu, ya hari Rabu. Bagaimana, bisa tidak?”
Rabu adalah hari dimana kuharus memprogram semua kegiatan belajar murid-muridku. Rabu adalah pekerjaanku yang utama. Tapi aku tahu, rindu memerlukan pengorbanan. Jadi kukatakan padanya, “Ya, bisa saja tidak masuk kerja. Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?”
Jawabnya sungguh di luar dugaan. “Bagaimana lagi, kalau rindu susah ditahan kan?”
Ah Ben, jadinya kumulai menghitung hari sejak pertama kau katakan itu. Kubayangkan melihatmu lagi. Senyummu, gaya berwibawamu dan semuamu.
Ya Tuhan, izinkan aku bertemu dengannya. Biarlah rindu merah jambuku mengantarku dalam kebaikan bersamanya. Amin.
Judul                          : Rindu Merah Jambu
Tema                          : Kerinduan dengan kekasih yang sangat dalam
Latar                          : Jakarta
Alur                            : Mundur-maju
Penokohan                 :
1.    Aku : tidak sabaran (paragraf 3-5), mencintai dengan berlebihan (paragraf 1-2), sangat memuja kekasihnya (paragraf 1), tidak pengertian (paragraf 4-6)
2.    Ben : sabar (paragraf 4), mau mengalah (paragraf 6)
Sudut Pandang           : orang pertama tokoh utama
Gaya Bahasa               : hiperbola (paragraf 1-2)
Sumber                        : http://9triliun.com/artikel/13412/contoh-cerpen-singkat.html

B.   Paragraf
                     I.        Analogi
Sendi pada tubuh manusia sama dengan sambungan logam penggerak pada mesin atau robot. Mesin atau robot membutuhkan oli sebagai pelumas pada sambungan logamnya agar dapat bergerak, sama halnya dengan sendi manusia yang membutuhkan minyak sendi agar dapat bergerak. Sendi tubuh juga harus dirawat agar tidak mudah sakit dan mampu bergerak dengan baik, seperti mesin agar tidak mudah rusak dan mudah digunakan.
                   II.        Akibat-Sebab
Belakangan ini sering terjadi bencana banjir di mana-mana. Tidak hanya di dataran rendah, kini banjirpun melanda daerah dataran tinggi. Bencana banjir menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para petani karena panen mereka gagal. Selain itu, jalur perekonomian warga kian mati suri, sehingga kerugian ekonomi yang ditimbulkan tidak sedikit. Adanya banjir tersebut dikarenakan penebangan sampah dan masyarakat yang jorok membuang sampah sembarangan di sungai.
                 III.        Sebab-Akibat
Kesadaran masyarakat akan menjada kebersihan lingkungan semakin menurun, kian hari sampah semakin menumpuk. Masalah tersebut semakin sulit diatasi, ditambah dengan kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan di manapun, termasuk di sungai, yang semakin memperburuk keadaaan. Selain itu, pemerintah yang kurang tegas dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Sebagai hasilnya, banjir tidak bisa dihindari lagi. Rumah warga terendam banjir dan barang-barangpun ikut hanyut terbawa aliran banjir, sehingga menimbulkan kerugian yang besar.
                 IV.        Sebab-akbat 1-akibat 2-…
Pembalakan liar kian marak terjadi di berbagai hutan di Indonesia. Hal tersebut sungguh meresahkan masyarakat, karena masyarakatlah yang selalu terkena imbasnya. Akibat pembalakan liar, hewan-hewan hutan akan kehilangan rumah dan makanan mereka, sehingga mau tidak mau, hewan-hewan tersebut akan menuju ke pemukiman warga untuk mencari makan. Masyarakat tentunya akan sangat dirugikan karena ladang mereka diserbu oleh hewan-hewan tersebut. Terlebih lagi, beberapa hewan buas juga memburu hewan ternak milik warga sekitar, yang sudah pasti sangat merugikan warga.
                   V.        Generalisasi

Warga Pacitan digegerkan dengan serangan hewan buas, yang diduga adalah kawanan serigala atau kucing hutan yang menyatroni beberapa perkampungan di Kecamatan Ngadirojo, Pacitan. Tidak hanya di Pacitan, sekitar dua puluh enam orang terluka akibat gigitan monyet liar di Taman Sidoarjo, Sidoarjo. Seekor python pembunuhpun juga muncul di sekitar kediaman warga di Kalimantan, adanya hewan ini sungguh meresahkan warga karena banyak warga dan hewan ternak menjadi mangsa hewan jahat ini. Serangan hewan banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar