Salah Orang
Aku mempunyai dua kakak perempuan,
karena aku satu-satunya anak laki-laki di keluargaku, jadi, kemanapun kakakku
ingin pergi, aku selalu mengantarnya. Terkadang saat aku pergi bersama kakakku
atau sekadar mengantarnya, orang-orang akan mengira kami sepasang kekasih.
Sangat memalukan, tapi lama-kelamaan aku juga terbiasa.
Waktu itu
kakakku ingin aku mengantarnya pergi berbelanja, tempatnya cukup jauh dari
rumahku. Memang di dekat rumahku ada banyak toko, tapi kurang lengkap, sehingga
kami harus pergi ke Kota.
Seperti biasa
dengan motor, aku mengantarkanya. Aku memakai helm full face pada saat itu,
sehingga wajahku tak terlihat. Kutunggu kakakku beberapa menit untuk bersiap-siap
dan lalu kami berangkat.
Perjalanannya
tidak memakan waktu lama jika mengebut, jadi aku mulai menambah kecepatan dan
menyalip beberapa kendaraan di depanku. Terlihat seorang laki-laki juga sedang
mengendarai motornya di depanku. Karena melaju dengan pelan, akhirnya kusalip
motor itu.
Namun tak
disangka ternyata ia malah menambah kecepatannya dan kemudian hendak
menyalipku. Saat ia berada di sampingku,
tiba-tiba saja ia melambatkan laju motornya, dan kini ia berada di sampingku
mengikuti jalanku, tanpa menyalip. Aku mulai takut, apalagi saat itu jalanan
sangat sepi, akhirnya aku melaju lagi motorku lebih cepat, meninggalkannya.
Sepertinya ia
tidak mau menyerah, ia pun menambah kecepatan motornya, terlihat dari spion, ia
terus membuntuti kami. Aku sangat cemas, aku takut dia orang jahat, walaupun ia
sendiri dan aku bersama kakakku, aku tetap merasa takut..bagaimana jika aku
tidak dapat mengalahkannya apabila ia berbuat jahat pada kakakku? Aku harus
melindungi kakakku.
Aku terus
melaju motorku mencoba lari darinya. Ia mulai mendekat, untunglah saat itu
jalanan sudah ramai, tidak sesunyi saat ia hendak menyalipku tadi. Maka
pelan-pelan motornya mulai sejajar dengan motorku.
Lalu tiba-tiba,
ia membuka kaca helmnya, sepertinya ia hendak menyapa atau mengatakan sesuatu
padaku, walaupun aku sendiri tidak mengenal orang itu.
“Hai cewek, mau
kemana?”, katanya sok kenal, yang lantas membuatku kaget. Aku pikir dia berkata
pada kakakku, tapi tatapannya mengarah padaku. Akhirnya, tanpa menjawab apa-apa aku langsung membuka kaca helmku.
Alangkah terkejutnya ia saat melihat wajahku. Jelas saja, aku ini laki-laki.
Kakakku hanya
tertawa setelah melihat kejadian tadi, akupun tak habis pikir, bagaimana bisa
dia mengira aku seorang perempuan. Apakah karna aku berkulit putih seperti
perempuan, tapi pelampinanku tidak seperti perempuan. Entahlah, rasanya seperti
shock bagaimana bisa ia mengira aku seorang perempuan, akupun tak tahu
apa aku harus tertawa atau bagaimana, yang jelas orang itu sangat payah.
Sumber : Imam Budi Wibowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar