Kamis, 17 April 2014

Cerpen Pengalaman Orang Lain

Salah Orang
            Aku mempunyai dua kakak perempuan, karena aku satu-satunya anak laki-laki di keluargaku, jadi, kemanapun kakakku ingin pergi, aku selalu mengantarnya. Terkadang saat aku pergi bersama kakakku atau sekadar mengantarnya, orang-orang akan mengira kami sepasang kekasih. Sangat memalukan, tapi lama-kelamaan aku juga terbiasa.
Waktu itu kakakku ingin aku mengantarnya pergi berbelanja, tempatnya cukup jauh dari rumahku. Memang di dekat rumahku ada banyak toko, tapi kurang lengkap, sehingga kami harus pergi ke Kota.
Seperti biasa dengan motor, aku mengantarkanya. Aku memakai helm full face pada saat itu, sehingga wajahku tak terlihat. Kutunggu kakakku beberapa menit untuk bersiap-siap dan lalu kami berangkat.
Perjalanannya tidak memakan waktu lama jika mengebut, jadi aku mulai menambah kecepatan dan menyalip beberapa kendaraan di depanku. Terlihat seorang laki-laki juga sedang mengendarai motornya di depanku. Karena melaju dengan pelan, akhirnya kusalip motor itu.
Namun tak disangka ternyata ia malah menambah kecepatannya dan kemudian hendak menyalipku. Saat  ia berada di sampingku, tiba-tiba saja ia melambatkan laju motornya, dan kini ia berada di sampingku mengikuti jalanku, tanpa menyalip. Aku mulai takut, apalagi saat itu jalanan sangat sepi, akhirnya aku melaju lagi motorku lebih cepat, meninggalkannya.
Sepertinya ia tidak mau menyerah, ia pun menambah kecepatan motornya, terlihat dari spion, ia terus membuntuti kami. Aku sangat cemas, aku takut dia orang jahat, walaupun ia sendiri dan aku bersama kakakku, aku tetap merasa takut..bagaimana jika aku tidak dapat mengalahkannya apabila ia berbuat jahat pada kakakku? Aku harus melindungi kakakku.
Aku terus melaju motorku mencoba lari darinya. Ia mulai mendekat, untunglah saat itu jalanan sudah ramai, tidak sesunyi saat ia hendak menyalipku tadi. Maka pelan-pelan motornya mulai sejajar dengan motorku.
Lalu tiba-tiba, ia membuka kaca helmnya, sepertinya ia hendak menyapa atau mengatakan sesuatu padaku, walaupun aku sendiri tidak mengenal orang itu.
“Hai cewek, mau kemana?”, katanya sok kenal, yang lantas membuatku kaget. Aku pikir dia berkata pada kakakku, tapi tatapannya mengarah padaku. Akhirnya, tanpa menjawab  apa-apa aku langsung membuka kaca helmku. Alangkah terkejutnya ia saat melihat wajahku. Jelas saja, aku ini laki-laki.
Kakakku hanya tertawa setelah melihat kejadian tadi, akupun tak habis pikir, bagaimana bisa dia mengira aku seorang perempuan. Apakah karna aku berkulit putih seperti perempuan, tapi pelampinanku tidak seperti perempuan. Entahlah, rasanya seperti shock bagaimana bisa ia mengira aku seorang perempuan, akupun tak tahu apa aku harus tertawa atau bagaimana, yang jelas orang itu sangat payah.

Sumber : Imam Budi Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar