Nyai Ronggeng
Pada
jaman dahulu kala, di sebuah desa yang kini disebut dengan Candiwulan, di desa
tersebut tinggallah seorang wanita cantik berparas anggun dan bertubuh molek.
Dia pun pandai menari, ketika itu adalah masa kejayaan bagi para penari. Para
penari itu biasa dipanggil ronggeng atau nyai ronggeng.
Kecantikannya
terkenal sampai ke penjuru desa, hampir semua pemuda di desa itu pun jatuh
cinta padanya. Ia pun bingung bagaimana untuk memutuskan siapa yang pantas
mendapatkannya. Mengingat bahwa ia adalah seorang ronggeng yang cukup popular,
ia pun tidak ingin jual murah kepada mereka.
Maka
untuk memutuskannya, di adakanlah sayembara untuk memutuskan secara adil siapa
yang berhak mendapatkan sang ronggeng ini. Lalu diadakanlah sayembara itu, persaingan
sangat ketat di antara mereka. Dari sekian banyak pemuda yang mengikuti
sayembara tersebut, hanya menyisakan tiga orang pemuda saja.
Lalu
sang ronggeng pun bingung bagaimana untuk memilih satu dari ketiga pemuda
tersebut. Akhirnya diadakanlah kembali sayembara itu, untuk memutuskan satu
diantara ketiga pemuda itu. Setelah beberapa sayembara, tidak ada satupun yang
mau kalah, ketiga pemuda tersebut masih tetap kuat mengikuti sayembara.
Nyai
ronggeng pun akhirnya bimbang karena sudah kehabisan akal. Akhirnya ia
memutuskan untuk memilih satu pemuda yang menurutnya paling tepat. Namun, kedua
pemuda yang lain tidak rela dan mereka merasa mereka yang paling pantas.
Akhirnya
terjadilah pertarungan hebat antar pemuda tersebut. Ketika sedang bertarung, sang
ronggengpun menjadi panik karena pertarungan tersebut sudah berlangsung 7 hari
7 malam dan tidak ada yang mau menyerah. Sang ronggeng pun berusaha untuk
menghentikan pertarungan itu. Akan tetapi, tanpa disengaja keris dari salah
satu pemuda itu terlempar dan mengenai sang ronggeng.
Sang
ronggeng itu pun akhirnya mati karena keris itu ternyata telah diberi racun.
Ketiga pemuda itupun kecewa dan sedih. Usaha mereka pun sia-sia untuk
mendapatkan wanita yang begitu mereka idamkan. Mereka merasa sangat menyesal,
namun akhirnya mereka memutuskan untuk memotong tubuh ronggeng itu menjadi tiga
bagian, dan masing-masing pemuda itu mendapat bagiannya, bagian kepala
diberikan kepada pemuda pertama, ia menguburkannya di sebelah timur desa, lalu
bagian tubuh diberikan kepada pemuda kedua, ia menguburkannya di bagian tengah
desa, dan pemuda ketiga mendapat bagian tangan dan kaki, ia menguburkannya di
sebelah barat desa.
Hingga
saat ini, makam tempat Nyai Ronggeng itu masih ada dan masing-masing ada di
tiap RW, yaitu RW 01, 02, dan 03. Makamnya pun dianggap keramat oleh warga
setempat. Sumber : Ibu Rokhnani, warga
desa Candiwulan (2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar